Wednesday, April 14, 2010

Mata Kuliah LeaderShip

LEADERSHIP





Penulis
Nama : Dwi Des Saputra
NPM : 0711011011

Mata kuliah : Leadership
Dosen : Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A.















Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Lampung
Bandarlampung
2010


Latar belakang

Kepemimpinan harus dapat mendesain tata kelola organisasi yang baru untuk dapat memuaskan seluruh stakeholdernya. Realitas keberagaman dalam berbagai bidang seperti konsumen, persaingan, negara (country), mata uang (currency) dan bahkan budaya (Culture), menuntut kapabilitas pemimpin yang dapat berpikir lintas budaya, lintas fungsi, lintas kapabilitas, lintas bahasa dan sebagainya demi kesuksesan organisasi. Pada saat yang sama pemimpin juga diharapkan dapat berpikir keluar dari tata nilai dan budaya organisasi yang memang sudah tidak relevan. Sebaliknya pemimpin harus berani berfikir beda untuk menciptakan peluang dan mewujudkan mimpi organisasi
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia.
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.

Permasalahan

Kepemimpinan Tumpak Hatorangan Panggabean di KPK disoal
Selasa, 23/02/2010 16:25:29 WIBOleh: Anugerah Perkasa
JAKARTA: Kepemimpinan Ketua Pelaksana Tugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Tumpak H. Panggabean dipertanyakan terkait dengan tidak adanya informasi baru mengenai proses penyelidikan komisi itu terhadap dugaan korupsi Bank Century. Hal itu disampaikan Koordinator Komite Aksi Pemuda Anti Korupsi (Kapak) Hari Purwanto dalam unjuk rasa di Gedung KPK, Jakarta, hari ini. Sekitar 100 pengunjuk rasa melakukan demonstrasi mempertanyakan tindak lanjut penyelidikan kasus Bank Century di KPK. "Apakah KPK telah menjadi kepanjangan tangan pemerintah di bawah pimpinan Tumpak Panggabean dalam kasus Bank Century? KPK adalah lembaga independen," ujar Hari, saat berorasi. Menurut dia, Kapak mengkhawatirkan penyelidikan yang dilakukan oleh KPK karena belum adanya titik terang terkait proses tersebut. Hari mengungkapkan komisi itu harus terus didesak untuk menuntaskan skandal tersebut.

Selain itu, Hari menyatakan pihaknya mengingatkan adanya lobi-lobi yang dilakukan fraksi di DPR terkait dengan Pansus Angket Bank Century. Menurut dia, hal itu dikhawatirkan justru berakhir dengan hasil yang tidak mendukung terbongkarnya kasus Bank Century. Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Danang Widoyoko sebelumnya mengatakan hingga hari ini KPK belum mengumumkan tentang hasil penelusuran yang dilakukan oleh komisi antikorupsi tersebut terkait dengan skandal Bank Century. “Publik belum mengetahui apa yang menjadi materi pemeriksaan saat ini. Saya kira KPK mendapatkan hambatan untuk mencari bukti terkait dengan motif perbuatan melawan hukum dalam kasus itu,” ujarnya. Menurut dia, seharusnya KPK sudah bisa mengubah status penyelidikan menjadi penyidikan yaitu dengan penetapan tersangka. Dengan cara seperti itu, sambungnya, diharapkan kesaksian mengenai motif dan perbuatan dalam kebijakan bailout terhadap Bank Century dapat terungkap.


Landasan teori


Saat seseorang memutuskan (baik secara sadar atau tidak) untuk mengikuti kepemimpinan anda, keputusan itu terutama karena satu atau dua hal berikut: karakter anda atau kemampuan anda. Mereka ingin memastikan apakah anda adalah seseorang yang pantas mereka ikuti, atau apakah anda memiliki kemampuan untuk membawa mereka pada keberhasilan. Tentu ada banyak pertimbangan, namun kali ini kita akan memusatkan perhatian pada diskusi untuk mengetahui macam-macam karakter yang membuat orang lain mengikuti kepemimpinan anda.

1--Integritas.

Integritas adalah melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang anda katakan akan anda lakukan. Integritas membuat anda dapat dipercaya. Integritas membuat orang lain mengandalkan anda. Integritas adalah penepatan janji-janji anda. Satu hal yang membuat sebagian besar orang enggan mengikuti anda adalah bila mereka tak sepenuhnya merasa yakin bahwa anda akan membawa mereka menuju ke tujuan yang anda janjikan. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang mempunyai integritas? Bila ya, maka anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

2--Optimisme.

Takkan ada orang yang mau mengikuti anda bila anda memandang suram masa depan. Mereka hanya mau mengikuti seseorang yang bisa melihat masa depan dan memberitahukan pada mereka bahwa di depan sana terbentang tempat yang lebih baik, dan mereka dapat mencapai tempat itu. Apakah anda melihat gelas itu separuh kosong? Bila ya, anda adalah seorang pesimis. Apakah anda melihat gelas itu separuh berisi? Bila ya, anda adalah seorang optimis. Apakah anda melihatnya sebagai segelas penuh; yaitu separuh berisi air dan separuh lagi berisi udara? Maka anda adalah seorang yang super optimis. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang optimis? Bila ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

3--Menyukai perubahan.

Pemimpin adalah mereka yang melihat adanya kebutuhan akan perubahan, bahkan mereka bersedia untuk memicu perubahan itu. Sedangkan pengikut lebih suka untuk tinggal di tempat mereka sendiri. Pemimpin melihat adanya kebaikan di balik perubahan dan mengkomunikasikannya dengan para pengikut mereka. Jika anda tidak berubah, anda takkan tumbuh. Apakah anda anda dikenal sebagai seseorang yang memicu perubahan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

4--Berani menghadapi resiko.

Kapan pun kita mencoba sesuatu yang baru, kita mengambil resiko. Keberanian untuk mengambil resiko adalah bagian dari pertumbuhan yang teramat penting. Kebanyak orang menghindari resiko. Karena itu, mereka bukan pemimpin. Para pemimpin menghitung resiko dan keuntungan yang ada di balik resiko. Mereka mengkomunikasikannya pada pengikut mereka dan melangkah pada hari esok yang lebih baik. Apakah anda dikenal sebagai seorang yang berani mengambil resiko? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

5--Ulet.

Kecenderungan dari pengikut adalah mereka menyerah saat sesuatunya menjadi sulit. Ketika mereka mencoba untuk yang ke dua atau ke tiga kalinya dan gagal, mereka lalu mencanangkan motto, "Jika anda gagal di langkah pertama, sudahlah menyerahlah dan lakukan sesuatu yang lain." Jelas saja mereka melakukan itu, karena mereka bukan pemimpin. Para pemimpin itu tahu apa yang ada di balik tembok batu, dan mereka akan selalu berusaha menggapainya. Lalu mereka mengajak orang lain untuk terus berusaha. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang ulet, tangguh, dan berdaya tahan tinggi? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

6--Katalistis.

Seorang pemimpin adalah seseorang yang secara luar biasa mampu menggerakkan orang lain untuk melangkah. Mereka bisa mengajak orang lain keluar dari zone kenyamanan dan bergerak menuju tujuan mereka. Mereka mampu membangkitkan gairah, antusiasme, dan tindakan dari para pengikut. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang mampu menggerakkan orang lain? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa.

7--Berdedikasi/komit.

Para pengikut menginginkan seseorang yang lebih mencurahkan perhatian dan komit ketimbang diri mereka sendiri. Pengikut akan mengikuti pemimpin yang senantiasa bekerja dan berdedikasi karena mereka melihat betapa pentingnya pencapaian tugas-tugas dan tujuan. Apakah anda dikenal sebagai seseorang yang komit dan senantiasa mencurahkan perhatian anda pada tujuan? Jika ya, anda layak menjadi seorang pemimpin yang luar biasa. (090501)















Hubungan klausal antar variabel kunci leadership





Characteristics of the Situation

Posisi kekuasaan dan otoritas pemimpin
Tugas struktur dan kompleksitas
Tugas interdependensi
Ketidakpastian lingkungan


Characteristics of the Leader

Ciri (motif, kepribadian, nilai-nilai)
Keyakinan dan optimisme
Keterampilan dan keahlian
Perilaku
Integritas dan etika
Pengaruh taktik







Characteristics of the Follower

Ciri (gaya, kebutuhan, nilai-nilai)
Keyakinan dan optimisme
Keterampilan dan keahlian
Kepercayaan pada pemimpin
Tugas komitmen dan upaya
Kepuasan dengan pekerjaan dan pemimpin
Perilaku


Pemimpin adalah seseorang yang mampu untuk mempengaruhi dan memotivasi para anggota kelompoknya untuk mau melakukan tindakan-tindakan guna mencapai tujuan dari kelompok itu. Banyak orang bisa menjadi pemimpin. Namun, berapa banyak yang bisa memimpin dengan sukses sekaligus menjadi inspirasi bagi orang banyak? Perubahan ekonomi, termasuk krisis global, mau tak mau banyak memberi perubahan bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang memilih untuk mencari karyawankaryawan dengan keterampilan tinggi dan ide-ide segar agar perusahaan bisa bersaing di dunia industri. Kondisi ini tidak hanya terjadi di perusahaan-perusahaan besar atau multinasional. Bahkan perusahaan yang lingkupnya lokal pun, lebih senang memilih karyawan yang punya keterampilan tinggi. Maka siapa pun karyawan yang hanya memiliki kemampuan yang dimiliki atau keahlian pas-pasan, jika sudah pasti tidak akan mampubersaing.

Tentu saja banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan hal ini. Meski begitu, tak ada pilihan lain selain mengikuti arus yang berlaku. Martha C Wilson, pendiri dan CEO Transformation Systems, perusahaan yang fokus pada strategi eksekutif dan organisasi, menyatakan bahwa setiap orang sebenarnya memerlukan perubahan dalam hidupnya. Dalam pekerjaannya, dia pun mengaku banyak membantu para karyawan dan para pemimpin untuk melakukan perubahan yang radikal dalam perusahaannya. "Tak peduli bidang pekerjaan Anda, tujuan perubahan tersebut jelas, yaitu memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu semaksimal mungkin dengan risiko seminimal mungkin. Jika ini bisa dilakukan, bahkan mereka yang tidak menyukai semua perubahan yang dimiliki jika dia akan mau melakukannya

Menerima perubahan yang berkelanjutan

Perubahan yang menguntungkan hanya akan terjadi jika perubahan tersebut berjalan terusmenerus atau berkelanjutan. Namun, perubahan yang terlalu cepat justru akan memakan ?ongkos? yang mahal dan membuat perubahan terbaik tidak akan mudah dicapai.

"Cara terbaik ialah dengan melakukan perubahan kecil tiap hari. Ciptakan dalam diri Anda atau dalam budaya perusahaan, yang menekankan perubahan yang kecil, tapi terus-menerus dan berhubungan satu dengan yang lain," tegas Wilson. Tentu saja hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Pilihannya hanya ada dua, sukses atau gagal. Nah, agar perubahan yang dijalankan bisa berjalan sukses, yang terlebih dahulu harus diubah ialah gaya kepemimpinannya. Dengan kata lain, sang pemimpinnya lah yang harus terlebih dahulu mengubah dirinya. Pemimpin di sini bisa berarti segala hal. Bahkan Anda pun bisa disebut pemimpin bagi diri Anda sendiri. Lagi pula, menurut Wilson, jika dalam satu kelompok ada orang yang memiliki keahlian lebih dibanding yang lain, maka dia bisa menjadi pemimpin. Jika hal ini terjadi pada Anda, maka gunakan kesempatan ini untuk memimpin.

Kepemimpinan yang baik ialah kepemimpinan yang dekat dengan mereka yang dipimpinnya. Jika Anda adalah seorang pemimpin dan menginginkan tim yang solid, penuh talenta dan ide-ide segar, maka sebelumnya Anda harus menunjukkan bahwa Anda memiliki ide-ide yang segar. Intinya, sebelum Anda menuntut bawahan Anda, tuntutlah diri sendiri untuk melakukan hal tersebut dan tunjukkan bahwa Anda berhasil melakukannya. Dengan begitu, bawahan Anda akan menghargai dan menaruh kepercayaan kepada Anda. Hal ini juga untuk memberikan semangat bekerja danberusaha kepada mereka.

Evaluasi diri

Agar Anda mampu memberi contoh, lakukan evaluasi diri terlebih dahulu. Coba teliti diri Anda, apakah tujuan kerja Anda sudah jelas dan fokus? Seberapa besar komitmen Anda terhadap rencana yang sudah ditetapkan? Apakah Anda punya semangat yang tinggi untuk melakukannya? "Jika Anda sudah mampu menjawab dengan jujur pertanyaanpertanyaan tersebut sekaligus mengakui kelemahan dan kelebihan Anda, maka Anda baru akan mampu membuat perubahan dalam hidup dan perusahaan Anda," tandas Wilson. Semakin Anda memahami diri sendiri, maka Anda semakin mampu melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Selain itu, Anda pun akan lebih siap menghadapi rintangan saat melakukan perubahan tersebut.

Belajar dari kesalahan
Tentu saja perubahan yang terus-menerus akan membuat Anda terus-menerus belajar. Belajar berarti Anda harus siap menerima kenyataan bahwa Anda bisa saja melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut harus melahirkan sebuah pelajaran baru bagi Anda. Selanjutnya, hikmah dari kesalahan tersebut harus bisa membuat Anda menjadi setingkat lebih baik. Yang harus diperhatikan, jika Anda gagal, maka hal ini akan berpengaruh kepada bawahan Anda. Karena itulah, Anda juga harus menanamkan pola pikir belajar terus-menerus dan tidak takut menghadapi kesalahan sebagai bagian dari jalan menuju sukses. Anda harus belajar melihat sisi lain dari kegagalan, kesalahan, ketakutan, dan kekhawatiran. Pembelajaran ini akan menuntun Anda pada kesadaran, kepedulian, dan kesabaran.
"Jika hal ini sudah Anda dapatkan, maka Anda akan menginspirasi orang-orang di sekeliling Anda. Stres bisa jadi malah akan meningkatkan energi dan semangat, kesalahan bisa menjadi pelajaran, dan Anda bisa mengartikan sebuah ketakutan menjadi suatu hal yang positif," tegas Wilson. Jika Anda bisa menularkan sikap positif ini ke banyak orang, maka Anda akan dianggap sebagai orang yang inspiratif. Sekali lagi, intinya ialah Anda harus melihat diri Anda dulu, memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, sebelum memperbaiki dan menginspirasi orang lain. "Ingatlah, satu-satunya cara untuk menjadi pemimpin bagi orang lain, itu artinya Anda harus bisa menjadi pemimpin untuk diri sendiri dulu," tutup Wilson.(Koran SI/Koran SI/nsa)
Pembahasan
kasus bank century merupakan isu politik yang sangat dahsyat saat ini, karena kasus ini menyeret banyak nama dalam jajaran cabinet Indonesia bersatu jilid 2 yang dikomandoi oleh Presiden SBY. Kasus bank century telah bergulir dan saat ini sudah menghasilkan berbagai rekomendasi kepada Presiden, namun dalam perjalanannya kasus banyak menuai kritik pedas dari rakyat yang salah satunya adalah masalah kepemimpinan ketua pelaksana KPK yang dipimpin oleh tumpak Hatorangan Panggabean.

Banyak dari anggota LSM yang melakukan aksi demonstrasi untuk memberikan kritik pada pemimpin pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi tersebut. Karena dianggap kurang tegas dan kurang berani untuk mengambil tindakan terhadap kasus tersebut. Padahal sebagian seorang pemimpin beliau harus memiliki keberanian dalam mengambil tindakan (behavior), kredibilitas (credibility), dan memberikan sikapnya (traits). Sehingga bisa mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi.

Berbagai literatur dalam dan luar negeri, yang kuno maupun yang mutakhir, yang tradisional maupun modern, yang sederhana maupun yang canggih, mengajarkan kepada kita bahwa seorang pemimpin harus selalu memiliki kelebihan dan keunggulan dari pada rakyatnya. Berikut ini petikan pendapat para pakar negara kepemimpinan :
1. Pemimpin adalah pengaruh “. John Maxwell deskripsi satu kata, singkat dan sederhana, yang menempatkan kepemimpinan dalam jangkauan setiap orang. Kepemimpinan bukan jabatan, posisi, atau bagan alir ( Flowchart ). Kepemimpinan adalah suatu kehidupan yang mempengaruhi kehidupan lain.
2. “ Karakter adalah kekuasaan “. Booker T. Washington, yang harus dipelajari dalam pelajaran pertama adalah kepemimpinan berwawasan luas dibangun dari karakter yang hakiki. Infrastruktur karakter yang baik sangat penting untuk mendukung tingkah laku ( behavior ) yang baik. Kepercayaan dan keterlibatan pengikut akan parallel dengan level karakter kita ( pemimpin).
3. “ Karakter adalah hasil pembiasaan dari sebuah gagasan dan perbuatan, Stephen R. Covey: “. Taburlah gagasan, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaan. Taburlah kebiasaan, tuailah KARAKTER. Taburlah karakter, tuailah nasib “. The Seven Habits of Highly Effective People.
4. “ NASIB merupakan sisa dari rancangan”, Branch Rickey selanjutnya menyatakan : “Orang banyak membicarakan nasib bagus dan nasib jelek, jarang sekali keberhasilan ditentukan oleh PELUANG. Orang bilang; “ Nasib baik terjadi ketika peluang sesuai dengan persiapan “.
5. “ Gunakan kekuasaan untuk membantu orang. Kita diberi kekuasaan tidak untuk meraih tujuan pribadi, atau membuat pertunjukan terbesar di dunia, dan bukan untuk mendapatkan nama. Hanya ada satu kegunaan kekuasaan yakni membantu orang.” George Bush“ Sebagai aturan, ia yang punya INFORMASI terbanyak akan sukses paling gemilang dalam hidup “. Disraeli.Pengembangan kepemimpinan adalah perjalanan sepanjang hidup, bukan kepergian singkat “. John Maxwell.
6. “ Jika pemimpin menunjukkan kecakapan, perhatian kepada orang lain secara TULUS, dan karakter yang terpuji, maka rakyat akan mengikuti.” T. Richard Chase.




KONDISI KEPEMIMPINAN NASIONAL SAAT INI

Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mendiskreditkan siapapun yang memainkan peran kekuasaan saat ini, melainkan sebagai sarana mawas diri guna perbaikan perilaku kepemimpinan nasional agar mampu membawa bangsa Indonesia kejaman baru yang penuh persaingan. Di bawah ini fenomena yang dapat ditangkap, dirasakan, dilihat dan didengar :
1. Terjadi degradasi perilaku kepemimpinan nasional, yang ditandai dengan maraknya ; saling hujat, saling fitnah, provokasi, agitasi para pengikutnya, pengingkaran kebenaran, saling jegal, menjadi pengadu domba, menjadikan massa pengikutnya setia sampai mati tanpa peduli kebenaran, keadilan dan budaya, pokoknya membalas lawan tanpa etika, menjadi pemimpin kharismatik yang memiliki pengikut fanatik.
2. Para pemimpin sebagian besar tidak mencegah pengikutnya melakukan pelanggaran : konstitusi, norma agama, adat, sosial dan etika profesi. Bahkan norma dan tata pergaulan dunia/keprotokolan diterjang tanpa malu.
3. Tidak peka ( sensitive ) terhadap aspirasi masyarakat, bahwa rakyat memerlukan ketenteraman, kenyamanan dan keadilan bukan wacana politik yang terus meruncing.
4. Tidak melakukan pendidikan politik bagi para pengikutnya, dibuktikan dengan pemahaman yang sempit terhadap keputusan politik seperti ; memorandum, penyelesaian GAM, OPM dll.
5. Setelah duduk diberbagai jabatan negara ternyata masih memposisikan diri sebagai utusan golongan, parpol dan kelompoknya, sehingga kepekaan rasa nasionalisme-nya tipis. Bahkan cenderung primodial, etnosentris dan tidak berusaha menjadi politikus maupun negarawan multicultural atau kosmopolitan.
6. Paradigma dan mind-set yang kolusif, nepotis dan koruptif semakin menjadi. Konon melebihi tindak penyimpangan di jaman ORBA yang dikecam dan dijadikan agenda reformasi untuk diberantas,
7. Keteladanan berperilaku ; ucapan, pernyataan, diplomasi dan penyelesaian masalah mendasar yang dihadapi bangsa kurang. Sense-of crisis hampir-hampir punah karena dominasi kepentingan ( interest ) pribadi, kelompok, partai dan golongan, bisnis dan rasis.
8. Tidak dapat membedakan tindakan tegas terhadap pelanggaran kedaulatan negara dengan tindakan pelanggaran HAM, adanya pro dan kontra penindakan terhadap pemberontak dan kaum separatis. Para pemimpin yang bertanggung jawab seolah tak perduli, tapi justru mengomentari bidang tugas pemimpin lain yang tak ada sangkut paut dengan kepemimpinannya.
9. Para pemimpin partai-partai, orsospol, LSM dan OKP, membungkus aktifitas politik dengan nuansa keagamaan yang cenderung memicu pertikaian antar etnik, antar sesama warga masyarakat, bahkan sesama penganut agama namun berbeda aliran politik. Dengan demikian rakyat awam sulit membedakan dengan akal rasionya mana kegiatan agama atau politik.
10. Keberagaman tingkat pendidikan formal, jurusan / profesionalisme dan legalisasi kerancuan profesionalitas dalam kepemimpinan negara ditingkat atas / Kabinet dengan mendudukkan menteri yang tak sesuai dengan bidang keahlian dan keprofesionalan. Ingat konstitusi mengharuskan berdirinya Kabinet Ahli bukan koalisi, aliansi ataupun pelangi, indikator kualitas perilaku kepemimpinan diatas membawa bangsa dan negara dalam krisis kepercayaan dan perangkap dunia ( global trap ) yang sangat parah, konon mendudukkan Indonesia diperingkat 130-an kualitas SDM di dunia.


AKTUALISASI KARAKTER KEPEMIMPINAN

1. Seraya menjalankan peranannya sebagai negarawan yang dipercaya oleh Rakyat melalui pemilu era reformasi yang semua pihak mengakui sebagai pemilu yang paling demokratis selama Indonesia merdeka, maka para negarawan harus dapat mengimplementasikan “Karakter kepemimpinan KONSTITUSIONAL“. Yakni suatu karakter kepemimpinan yang berdisiplin, demokratis, memiliki sifat hangat dalam bergaul tanpa meninggalkan etika berkomunikasi antarpersona. Suatu karakter kepemimpinan yang memiliki daya dorong bangkitnya INSPIRASI membentuk kerangka kerja pemerintahan yang memahami bahwa undang-undang harus jelas dan cukup spesifik untuk membantu terciptanya bentuk masyarakat yang ideal.
2. Dengan penuh keterbukaan pemimpin berprestasi menyalin komunikasi dua arah antar sesame pemimpin maupun dengan pengikutnya. Saat inilah pendidikan politik dapat diberikan kepada para pengikut. Seni dasar demokrasi dipersemaikan sejak dini oleh para pemimpin kepada para pengikutnya.
3. Pemimpin berkarakter tegas dalam menjalankan kewajiban kepemimpinannya., melakukan persuasi dalam membangun konsensus dengan seni mempengaruhi ( persuasif ). Mereka harus mampu memimpin orang untuk bekerja dengan cara yang tepat dan melakukan hal yang tepat.
4. Efek riak kepemimpinan merembet dan menular ke strata kepemimpinan yang dibawahnya, maka tidak heran bila para elite telah berhenti bertikai kata dan bersilaturahmi, ternyata dibawah dan daerah yang jauh dari rentang kendali organisasi pertikaian baru dimulai. Ini harus dicegah melalui pendidikan politik dengan keteladanan pemimpin yang bijak, mengendalikan lidah dan mulutnya.
5. Berkarakter memiliki gaya emosi yang istimewa, senang bergaul, secara emosi lebih ekspresif dan dramatis, lebih hangat dan lebih sosial, bebas dari prasangka buruk terhadap lawan politik, lebih kooperatif, lebih menyenangkan, lebih apresiatif dan dapat dipercaya, bahkan lebih lembutdaripada pemimpin biasa.
6. Yang berkarakter menonjol positif memiliki kemampuan visioner yang komprehensif terhadap pola-pola yang mencolok ditengah-tengah informasi yang Chaos (kacau dan membingungkan ), chaos yang tercipta secara otomatis akibat perbuatan buruk pemimpin dapat menimbulkan chaos baru yang lebih vandal dan vulgar.
7. Berkarakter mampu memadukan realitas emosi dengan apa yang mereka lihat, sehingga dapat menghasilkan pengaruh yang mendalam bagi pengikutnya dan menjadikan visi yang mampu membangkitkan inspirasi (Bill Newman ; The Ten Laws of Leadership).
8. Berkarakter terbaik memiliki ; “ Kecakapan yang dapat membangkitkan daya cipta orang lain, dan mengilhami mereka untuk bergerak kearah yang dikehendaki “, seperti dikatakan oleh Robert E. Kaplan dari Center for Creative Leadership.
9. Berkarakter terbaik mampu mengalirkan Energi. Seperti Ronald Reagan yang dikenal sebagai, “ Komunikator Ulung “ selama masa kepresidenannya, ia adalah aktor professional. Daya emosi dalam karismanya menonjolkan kemampuan mempengaruhi pendengarnya dalam debat terbuka melawan Walter Mondale.
10. Sisi negative pemimpin berkarakter kharismatik adalah mudahnya tersebar emosi kepada kelompok pengikut fanatiknya. Disini berlaku pepatah “ Ikan membusuk dari kepalanya dulu “. Perangai kasar, angkuh dan sembarangan akan mampu menjatuhkan moral kelompoknya. Birgitta Wistrand menyebutnya sebagai ; “ Ketidak mampuan menahan emosi “, ( emotional incontinence ), untuk menularnya emosi merusak yang datangnya dari atas kebawah.


CIRI – CIRI PEMIMPIN BERKARAKTER
Aktualisasi karakter kepemimpinan yang diharapkan bangsa dan negara adalah yang mampu mengantarkan anak bangsa dari ketergantungan (dependency) menuju kemerdekaan ( independency ), selanjutnya menuju kontinum maturasi diri yang komplit ke saling tergantungan
(interdependency), memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku para elite politik yang bergerak di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam taman sari demokrasi yang kondusif. Habitat yang dapat dijadikan persemaian karakter Pemimpin itu antara lain harus dapat menumbuh suburkan dan mengembangkan perilaku dan sifat-sifat seperti :
1. Kesadaran diri sendiri (self awareness) jujur terhadap diri sendiri dan terhadap oranglain, jujur terhadap kekuatan diri, kelemahan dan usaha yang tulus untuk memperbaikinya.
2. Dasarnya seseorang pemimpin cenderung memperlakukan orang lain dalam organisasi atas dasar persamaan derajad, tanpa harus menjilat keatas menyikut kesamping dan menindas ke bawah. Diingatkan oleh Deepak Sethi agar pemimpin berempati terhadap bawahannya secara tulus.
3. Memiliki rasa ingin tahu dan dapat didekati sehingga orang lain merasa aman dalam menyampaikan umpan balik dan gagasan-gagasan baru secara jujur, lugas dan penuh rasa hormat kepada pemimpinnya.
4. Bersikap transparan dan mampu menghormati pesaing ( lawan politik ) atau musuh, dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
5. Memiliki kecerdasan, cermat dan tangguh sehingga mampu bekerja secara professional keilmuan dalam jabatannya. Hasil pekerjaanya berguna bagi dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
6. Memiliki rasa kehormatan diri ( a sense of personal honour and personal dignity ) dan berdisiplin pribadi, sehingga mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas perilaku pribadinya. Tidak seperti saat ini para pemimpin saling lempar ucapan pedas terhadap rekan sejawatnya yang berbeda aliran politiknya.
7. Memiliki kemampuan berkomunikasi, semangat “ team work “, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.
Simpulan Dan Saran
1. Kepemimpinan berkarakter ataupun karakter kepemimpinan merupakan hasil karya pendidikan, pelatihan, talentscouting dan pembiasaan, yang dipadukan dengan sinergi pembelajaran sepanjang hayat, diperkuat oleh daya nalar dan kecerdasan akal budi serta kecerdasan spritual, seraya menyelaraskan dengan irama kehidupan yang sedang berkembang dan berubah cepat tak menentu.
2. Dengan pemahaman sederhana sesungguhnya pembentukan karakter seseorang menjadi tanggung jawab semua pihak. Karenanya pemerintah, legislatif dan yudikatif bersama rakyat wajib menyediakan persemaan yang subur untuk pengembangan “ Karakter kepemimpinan – pemimpin yang berkarakter “.
Rekomendasi dari permasalahan adalah
Bahwa Kepemimpinan Tumpak Hatorangan Panggabean menerima aliran dana seperti suap dan juga di desak mundur dari jabatannya. ICW kembali mengingatkan, siapapun yang kelak direkomendasikan sebagai plt pimpinan, harus memberi prioritas pada penanganan kasus-kasus besar seperti Bank Century dan kasus dugaan suap aliran dana pemilihan deputi senior Gubernur BI. Kalau kasus ini tidak ditangani dan didorong, maka jelas bahwa mereka membawa kepentingan presiden. Dalam leadership berarti ia gagal menjalankan. Ada pun cirri- cirri kepemimpinan yang gagal yaitu
1. kurang displin
2. manajerial lemah
3. tidak mampu berpikir strategis
4. cepat berpuas diri

No comments:

Post a Comment